- Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah
pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya sering digunakan
untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti
kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam. Selain berbentuk padat, pupuk kandang
juga bisa berupa cair yang berasal dari air kencing (urine) hewan. Pupuk
kandang mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk kandang padat (makro)
banyak mengandung unsur fosfor, nitrogen, dan kalium. Unsur hara mikro yang
terkandung dalam pupuk kandang di antaranya kalsium, magnesium, belerang,
natrium, besi, tembaga, dan molibdenum. Kandungan nitrogen dalam urine hewan
ternak tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kandungan nitrogen dalam
kotoran padat.
Pupuk kandang terdiri dari dua bagian, yaitu:
- Pupuk dingin adalah
pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan secara perlahan oleh
mikroorganime sehingga tidak menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal
dari kotoran sapi, kerbau, dan babi.
- Pupuk panas adalah
pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan mikroorganisme secara
cepat sehingga menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran
kambing, kuda, dan ayam.
Pupuk kandang
bermanfaat
1. untuk menyediakan
unsur hara makro dan mikro.
2. mempunyai daya ikat ion yang tinggi sehingga
akan mengefektifkan bahan - bahan anorganik di dalam tanah, termasuk pupuk
anorganik.
3. Selain itu, pupuk kandang bisa memperbaiki
struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman biSa optomal.
Pupuk kandang yang
telah siap digunakan memiliki ciri dingin, remah, wujud aslinya tidak
tampak, dan baunya telah berkurang. Jika belum memiliki ciri-ciri tersebut,
pupuk kandang belum siap digunakan.
Penggunaan pupuk yang
belum matang akan menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mematikan
tanaman.
Penggunaan pupuk kandang yang baik adalah
dengan cara dibenamkan, sehingga penguapan unsur hara akibat prose kimia dalam
tanah dapat dikurangi. Penggunaan pupuk kandang yang berbentuk cair paling baIk
dilakukan setelah tanaman tumbuh, sehingga unsur hara yang terdapat dalam pupuk
kandang cair ini akan cepat diserap oleh tanaman.
2. Pupuk hijau
Pupuk hijau adalah
pupuk organik yang berasal dari tanaman atau berupa sisa panen. Bahan tanaman
ini dapat dibenamkan pada waktu masih hijau atau setelah dikomposkan. Sumber
pupuk hijau dapat berupa sisa-sisa tanaman (sisa panen) atau tanaman yang
ditanam secara khusus sebagai penghasil pupuk hijau, seperti sisa–sisa tanaman,
kacang-kacangan, dan tanaman paku air (Azolla).
Jenis tanaman yang dijadikan
sumber pupuk hijau diutamakan dari jenis legume, karena tanaman ini mengandung
hara yang relatif tinggi, terutama nitrogen dibandingkan dengan jenis tanaman
lainnya. Tanaman legume juga relatif mudah terdekomposisi sehingga penyediaan
haranya menjadi lebih cepat.
Pupuk hijau bermanfaat
1. untuk meningkatkan
kandungan bahan organik dan unsur hara di dalam tanah, sehingga terjadi
perbaikan sifat fisika, kimia, dan biologi tanah,
2. Meningkatan
produktivitas tanah
3. ketahanan tanah
terhadap erosi.
Pupuk hijau digunakan
dalam:
-
Penggunaan tanaman pagar, yaitu dengan mengembangkan
sistem pertanaman lorong, dimana tanaman pupuk hijau ditanam sebagai tanaman
pagar berseling dengan tanaman utama.
-
Penggunaan tanaman penutup tanah, yaitu dengan
mengembangkan tanaman yang ditanam sendiri, pada saat tanah tidak ditanami
tanaman utama atau tanaman yang ditanam bersamaan dengan tanaman pokok bila
tanaman pokok berupa tanaman tahunan.
3. Pupuk Kompos
Kompos merupakan sisa
bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah organik yang telah
mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Jenis tanaman yang sering
digunakan untuk kompos di antaranya jerami, sekam padi, tanaman pisang, gulma,
sayuran yang busuk, sisa tanaman jagung, dan sabut kelapa. Bahan dari ternak
yang sering digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak, urine, pakan
ternak yang terbuang, dan cairan biogas. Tanaman air yang sering digunakan
untuk kompos di antaranya ganggang biru, gulma air, eceng gondok, dan azola.
Beberapa kegunaan
kompos:
- Memperbaiki struktur
tanah.
- Memperkuat daya ikat
agregat (zat hara) tanah berpasir
- Meningkatkan daya
tahan dan daya serap air.
- Memperbaiki drainase
dan pori - pori dalam tanah. Menambah dan
mengaktifkan unsur hara.
Kompos digunakan
dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman. Kompos yang layak digunakan
adalah yang sudah matang, ditandai dengan menurunnya temperatur kompos (di
bawah 400 c).
4. Humus
Humus adalah material
organik yang berasal dari degradasi ataupun pelapukan daun-daunan dan
ranting-ranting tanaman yang membusuk (mengalami dekomposisi) yang akhirnya
mengubah humus menjadi (bunga tanah), dan kemudian menjadi tanah. Bahan baku
untuk humus adalah dari daun ataupun ranting pohon yang berjatuhan, limbah
pertanian dan peternakan, industri makanan, agro industri, kulit kayu, serbuk
gergaji (abu kayu), kepingan kayu, endapan kotoran, sampah rumah tangga, dan
limbah-limbah padat perkotaan.,
Senyawa humus juga berperan:
- dalam pengikatan
bahan kimia toksik dalam tanah dan air.
- Selain itu, humus
dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah,
- membantu dalam
menahan pupuk anorganik larut-air,
- mencegah penggerusan
tanah,
- menaikan aerasi
tanah,
- dapat menaikkan
fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik toksik.
- sumber makanan bagi
tanaman
- serta berperan baik
bagi pembentukan dan menjaga struktur tanah.
Kandungan utama dari
kompos adalah humus. Humus merupakan penentu akhir dari kualitas kesuburan
tanah, jadi penggunaan humus sama halnya dengan penggunaan kompos